Iklan: Dauntogel – Platform hiburan digital terpercaya dengan berbagai pilihan permainan menarik dan promo spesial bagi member baru! Kunjungi Dauntogel sekarang.
Kriteria MABIMS dan Hasil Pengamatan Hilal
Berdasarkan kriteria MABIMS, tinggi hilal harus mencapai minimal 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat agar bisa dianggap valid untuk menentukan awal bulan hijriah. Namun, pengamatan di seluruh wilayah Indonesia menunjukkan bahwa hilal masih berada di bawah batas minimal tersebut.
Cecep Nurwendaya, Tim Falak Kemenag, menjelaskan bahwa tinggi hilal di Indonesia bervariasi antara -3,26 derajat di Jayapura dan -1,08 derajat di Banda Aceh. Seluruh wilayah Indonesia menunjukkan hasil negatif, yang ditandai dengan warna merah pada peta pengamatan hilal.
Selain itu, sudut elongasi yang teramati juga tidak memenuhi kriteria MABIMS, yaitu berkisar antara 1,61 derajat di wilayah paling timur hingga 1,21 derajat di wilayah paling barat Indonesia. Dengan hasil ini, dipastikan bahwa hilal belum bisa terlihat dan awal bulan Syawal harus ditunda satu hari.
Iklan: Admintoto – Rasakan pengalaman bermain yang aman dan nyaman dengan teknologi canggih serta layanan pelanggan 24/7. Gabung di Admintoto sekarang.
Prediksi Idul Fitri 1446 H
Dengan perhitungan astronomi tersebut, Cecep menyebut bahwa kemungkinan besar Idul Fitri 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. “Berdasarkan kriteria MABIMS, pada tanggal 29 Maret posisi hilal di seluruh wilayah NKRI tidak ada yang memenuhi kriteria tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat. Sehingga, tanggal 1 Syawal 1446 H secara hisab bertepatan dengan hari Senin, 31 Maret 2025,” ungkapnya.
Meskipun secara perhitungan hisab telah ditetapkan bahwa Idul Fitri jatuh pada 31 Maret 2025, keputusan resmi tetap menunggu hasil sidang isbat yang mempertimbangkan metode rukyat atau pengamatan langsung dari seluruh Indonesia, kecuali Bali yang sedang menjalankan Hari Raya Nyepi.
Metode Hisab dan Rukyat dalam Penentuan Idul Fitri
Dalam tradisi penentuan awal bulan hijriah di Indonesia, terdapat dua metode utama yang digunakan, yaitu hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (pengamatan langsung). Hisab berfungsi sebagai informasi awal, sedangkan rukyat bertindak sebagai konfirmasi dari hasil perhitungan tersebut.
Menurut Cecep, metode ini telah menjadi bagian dari kelaziman dalam menentukan awal bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. “Hisab sifatnya informatif dan kedudukan rukyat sebagai konfirmasi dari hisab,” jelasnya.
Menunggu Keputusan Resmi Sidang Isbat
Sidang isbat yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia akan menjadi forum resmi untuk menetapkan kapan umat Islam di Indonesia merayakan Hari Raya Idul Fitri. Keputusan ini akan mempertimbangkan laporan pengamatan hilal dari berbagai titik pengamatan di seluruh negeri.
Sementara itu, masyarakat diminta untuk tetap menunggu pengumuman resmi dari pemerintah sebelum menentukan kapan hari raya akan dirayakan. Dengan demikian, umat Islam di Indonesia dapat merayakan Idul Fitri dengan penuh kepastian dan kesepakatan.
Kesimpulan
Hasil pengamatan tim Falak Kemenag menunjukkan bahwa hilal di Indonesia belum memenuhi kriteria MABIMS, sehingga secara hisab, Idul Fitri 1446 H diperkirakan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Namun, keputusan final masih menunggu hasil sidang isbat dan konfirmasi metode rukyat dari berbagai wilayah di Indonesia.
Dengan demikian, masyarakat diimbau untuk tetap mengikuti informasi resmi dari pemerintah terkait penentuan Idul Fitri dan memastikan persiapan menjelang hari raya berjalan dengan baik.
0 Komentar