![]() |
Wakil Menteri HAM, Mugiyanto, menemui mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) di Kementerian HAM, Selasa (15/4/2025). |
Kisah Pilu Mantan Pemain Sirkus Oriental Circus Indonesia: Dugaan Kekerasan dan Tuntutan Keadilan
Jakarta — Suasana haru dan penuh emosi menyelimuti audiensi antara para mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) dengan Wakil Menteri Hukum dan HAM, Mugiyanto, yang berlangsung di kantor Kementerian HAM Jakarta pada Selasa, 15 April 2025. Dalam pertemuan tersebut, sejumlah kisah kelam dan pilu terungkap ke publik, menyita perhatian masyarakat luas.
Para mantan pemain sirkus mengungkap dugaan kekerasan yang mereka alami selama puluhan tahun menjadi bagian dari OCI. Kisah ini menjadi perbincangan hangat setelah Mugiyanto mengunggah video cuplikan pertemuan tersebut di akun Instagram resminya, @mugiyanto.official, pada Rabu, 16 April.
Jangan lewatkan hiburan penuh keseruan dan kejutan setiap hari! Daftarkan dirimu sekarang di Dauntogel dan nikmati promo cashback harian serta bonus menarik lainnya. Rasakan sensasi bermain sambil tetap update berita terkini!
Salah satu kesaksian mengejutkan datang dari seorang wanita bernama Butet. Ia mengaku pernah mengalami perlakuan tak manusiawi, termasuk dijejali kotoran gajah dan dirantai dengan rantai besar layaknya binatang. Kisah memilukan ini mencuat ke permukaan sebagai simbol dari kondisi yang disebut-sebut sebagai eksploitasi dalam dunia hiburan sirkus Indonesia di masa lampau.
Tak hanya Butet, kisah serupa juga diungkapkan oleh Fifi, anak perempuan dari Butet, yang baru mengetahui hubungan darah mereka ketika sudah beranjak dewasa. Fifi bercerita bahwa sejak kecil ia dipisahkan dari ibunya dan dibesarkan di lingkungan sirkus yang penuh kekerasan.
"Saya disetrumin, Pak, di badan saya, kelamin saya disetrumin. Sampai saya jatuh lemas, akhirnya dipasung, Pak, selama dua minggu," ujar Fifi dalam video yang diunggah Mugiyanto.
Temukan dunia hiburan digital yang aman dan menyenangkan bersama Admintoto! Nikmati berbagai promo spesial, hadiah langsung, dan layanan pelanggan 24/7. Ciptakan pengalaman bermain yang tak terlupakan hari ini!
Cerita tragis lainnya datang dari Ida Yani, seorang mantan akrobat yang kini harus menggunakan kursi roda setelah terjatuh dari ketinggian 15 meter saat melakukan atraksi trapeze. Ida mengalami patah tulang belakang dan harus menerima kenyataan hidup dengan kelumpuhan permanen.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri HAM Mugiyanto menyatakan bahwa pihaknya mendalami dugaan pelanggaran HAM yang disampaikan para korban. Ia mengakui bahwa pengungkapan kasus ini menjadi tantangan besar karena peristiwa tersebut terjadi sejak dekade 1970-an dan 1980-an, jauh sebelum Undang-Undang HAM diberlakukan di Indonesia.
"Tapi, kan, bukan berarti tindak pidana yang terjadi itu tidak bisa dihukum, karena kita sudah punya KUHP sejak Indonesia merdeka," ujar Mugiyanto.
Sebagai langkah awal, Mugiyanto menyebut bahwa pihaknya akan memanggil perwakilan Taman Safari Indonesia. Pasalnya, menurut para korban, OCI beroperasi di bawah naungan Taman Safari Indonesia saat itu.
Bergabunglah dengan Redmitoto sekarang juga dan menangkan bonus mingguan serta hadiah langsung setiap harinya! Platform terpercaya dengan teknologi keamanan tingkat tinggi, membuat pengalaman bermain jadi makin seru dan nyaman!
Sementara itu, pihak Taman Safari Indonesia melalui Senior VP Marketing Alexander Zulkarnain menyatakan belum bisa memberikan komentar resmi atas tudingan tersebut. Namun sebelumnya, pada 27 Maret, Taman Safari Indonesia telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa mereka tidak memiliki keterkaitan hukum atau bisnis dengan individu-individu yang menyebut nama perusahaan dalam kisah mereka.
Dalam pernyataan resmi tersebut, Taman Safari Indonesia menegaskan bahwa mereka adalah badan usaha independen yang tidak memiliki hubungan dengan para mantan pemain sirkus tersebut. Mereka juga menyebut bahwa penyebutan nama Taman Safari tanpa dasar yang jelas dapat berdampak hukum.
Taman Safari mengajak masyarakat untuk bijak dalam menanggapi informasi di media sosial dan tidak mudah percaya pada konten yang tidak berdasar. Selama lebih dari 40 tahun, Taman Safari mengklaim telah berkomitmen pada konservasi, edukasi, dan pelayanan yang mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
Kisah-kisah ini membuka mata banyak orang akan potret buram dunia hiburan sirkus di masa lalu. Di balik sorak-sorai penonton, ada air mata dan penderitaan yang tersembunyi. Kini, suara mereka yang dulu dibungkam mulai terdengar, menuntut keadilan dan pengakuan atas hak-hak yang selama ini terabaikan.
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian HAM, diharapkan dapat menindaklanjuti dengan serius aduan ini. Para korban juga didorong untuk menempuh jalur hukum agar keadilan dapat ditegakkan. Publik pun berharap agar peristiwa serupa tak pernah lagi terjadi di masa depan.
Artikel ini akan terus diperbarui seiring dengan perkembangan investigasi lebih lanjut dari pihak terkait, termasuk hasil pemanggilan Taman Safari Indonesia dan tindak lanjut dari rekomendasi Komnas HAM.
Selengkapnya, simak terus perkembangan berita ini hanya di DG News.
0 Komentar