![]() |
Poster film Pabrik Gula. Instagram |
Pabrik Gula Gondang Winangoen kembali menyita perhatian publik setelah dijadikan latar utama film horor berjudul Pabrik Gula karya sutradara Awi Suryadi. Film ini resmi tayang pada 31 Maret 2025 dan mengangkat kisah mencekam tentang teror makhluk misterius yang menyebabkan kematian salah seorang buruh. Namun, di balik cerita fiksi tersebut, pabrik gula yang terletak di Desa Plawikan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini menyimpan sejarah panjang yang nyata dan menarik untuk ditelusuri.
Tak hanya terkenal karena film, Pabrik Gula Gondang Winangoen adalah salah satu warisan industri kolonial Belanda yang masih berdiri megah hingga kini. Dibangun oleh perusahaan swasta asal Den Haag, Klatensche Cultuur Maatschappij pada tahun 1860, pabrik ini menjadi saksi bisu masa kejayaan industri gula di Pulau Jawa. Perusahaan ini juga mengelola sejumlah industri gula lainnya, seperti Sugar Estate Poendoeng di Yogyakarta, Mojo Sragen, hingga Tanjong Modjo di Kudus.
Iklan Dauntogel: Ingin pengalaman hiburan online yang seru dan aman? Daftarkan dirimu di Dauntogel – platform terpercaya dengan bonus menarik untuk member baru! Kunjungi Dauntogel sekarang juga dan rasakan sensasinya!
Pada masa kejayaannya, Gondang Winangoen menjadi salah satu penghasil gula terbesar di Jawa. Bahkan pada abad ke-18, pulau ini bersaing ketat dengan Kuba sebagai produsen gula dunia. Klaten pun menjadi pusat produksi dengan delapan pabrik gula aktif, dan Gondang Winangoen menonjol berkat efisiensi dan kelengkapan fasilitas produksinya.
Fasilitas pabrik ini sangat lengkap, mulai dari gedung utama produksi, garasi kendaraan, rumah administratur, kantor pengelola, gudang penyimpanan ampas, hingga perumahan pegawai. Letaknya yang berada di lereng Gunung Merapi juga menjadikan tanah di sekitar kawasan ini sangat cocok untuk budidaya tebu.
Setiap musim panen antara Mei hingga September, pabrik beroperasi selama 24 jam penuh. Namun krisis ekonomi global pada 1930-an membuat aktivitas produksi sempat terhenti. Baru pada 1935 hingga 1942, dua tokoh bernama Boerman dan MF Bremmers berhasil membangkitkan kembali produktivitas pabrik.
Iklan Admintoto: Cari hiburan online yang penuh kejutan? Kunjungi Admintoto – platform hiburan digital dengan teknologi canggih dan layanan 24 jam! Daftar sekarang dan nikmati berbagai promo spesial hanya di Admintoto!
Setelah masa penjajahan Jepang berakhir, Indonesia mengambil alih kepemilikan pabrik ini dan memasukkannya ke dalam Badan Penyelenggara Perusahaan Gula Negara (BPPGN). Pada era 1960-an, pemerintah menasionalisasi dan mengganti nama pabrik menjadi Pabrik Gula Gondang Baru.
Meski sempat bertahan cukup lama, akhirnya operasional produksi gula resmi dihentikan pada tahun 2017. Namun kisah pabrik ini belum berakhir. Sejak tahun 2009, kawasan ini diubah menjadi objek wisata edukatif tanpa menghilangkan karakter historisnya.
Salah satu daya tarik utama kawasan ini adalah Museum Gula, yang diresmikan pada 11 September 1982 oleh Gubernur Jawa Tengah saat itu, Soepardjo Rustam. Museum ini menyimpan berbagai koleksi mesin dan alat produksi gula dari abad ke-19, termasuk mesin uap B Laha Ye & Brissoneant buatan Prancis tahun 1884.
Tak hanya menawarkan sisi edukatif, Gondang Winangoen juga menyediakan wahana hiburan keluarga melalui The Gondang Park. Wahana ini memiliki kolam renang anak dan dewasa, water slide, high rope, flying fox, hingga rumah hantu bernama Ghost Hunter yang menjadi favorit pengunjung muda.
Iklan Redmitoto: Ajak temanmu dan menangkan hadiah setiap hari hanya di Redmitoto! Nikmati permainan seru, bonus referral hingga 20%, dan hiburan tanpa batas! Yuk, bergabung sekarang!
Transformasi ini menjadikan kawasan bekas pabrik gula tersebut sebagai destinasi yang kaya nilai sejarah, sekaligus menarik bagi generasi muda. Mereka bisa belajar tentang masa kolonial, mengenal mesin kuno, dan juga menikmati hiburan kekinian.
Dengan latar sejarah yang kuat, fasilitas modern, serta sorotan dari dunia perfilman, Pabrik Gula Gondang Winangoen telah menjelma menjadi ikon wisata baru Klaten yang memadukan masa lalu dan masa kini dalam satu kawasan. Ini menjadikannya tidak hanya sebagai tempat bersejarah, namun juga sebagai bukti bahwa warisan budaya dapat terus hidup melalui adaptasi dan kreativitas.
0 Komentar